Selain berdialog dengan para pedagang, Kang AW, sapaan akrabnya, meminta para pedagang membentuk suatu wadah persatuan para pedagang. Dan juga, menerima banyak keluhan dari pedagang, yang omzetnya turun karena adanya pasar didalam pasar serta tata kelola dari PD Pasar Tohaga sebagai pengelola.
"Pasar Leuwiliang sebagai pasar terbesar di Bogor Barat harus segera dibangunkan kembali. Yang pertama, saya rasa harus dibenahi dan dibentuk dulu suatu wadah para pedagang yang kompak serta perbaikan tata kelolanya yang baik juga," ucap Asep Wahyu Wijaya, saat berdiskusi dengan para pedagang Pasar Leuwiliang, Selasa (09/07/2024).
Kang AW berjanji akan membantu mencarikan dan membawa anggaran untuk pembangunan kembali Pasar Leuwiliang. Untuk itu, dengan berdiskusi dengan para pedagang dan pihak pengelola Pasar Leuwiliang didapatkan masukan-masukan yang baik untuk perbaikan.
"Harapan Kita semua, setelah kita bersama ini ada hal-hal yang baik untuk perbaikan manajemen, perbaikan nasib para Pedagang dan Pasar Leuwiliang. Jadi saya berharap betul, ini bisa terus dijaga kekompakannya karena ini soal kesejahteraan warga di Kabupaten Bogor khususnya di bagian barat.
Ini penting untuk dipahami bahwa, tempat usaha yang layak, tempat usaha yang patut, tempat usaha tersebut sebuah kebutuhan bagi para pedagang di pasar Leuwiliang, yang tadi dibicarakan perwakilan pasar itu seperti apa, jadi prinsipnya itu diperbaikan, ingin ada perubahan menuju yang lebih baik," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pasar Leuwiliang menyambut baik upaya Asep Wahyu Wijaya untuk membawakan anggaran pembangunan Pasar Leuwiliang.
"Karena beliau adalah anggota dewan DPR RI terpilih yang sebentar lagi dilantik untuk wilayah Kabupaten Bogor, Alhamdulillah dari beliau tadi disampaikan bahwa beliau akan dengan sepenuh hati berupaya agar Pasar Leuwiliang ini kedepannya bisa mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah," kata Kepala Unit Pasar Leuwiliang Mulyadi.
Disinggung terkait tata kelola dan database jumlah pedagang yang amburadul, Mulyadi pun akan segera membenahi.
"Terkait dengan agenda pembangunan itu memang belum ada wacana ke arah sana. Cuman dari kami, persiapan saat ini adalah terkait dengan pendataan pedagang yang tadi bilang data betul yang secara aspek administrasi pedagang nanti memiliki kartu tanda pedagang. Mereka yang berdagang di sini yang sesuai dengan sejarah riwayat sebelum kebakaran. Jadi mereka pun harus punya bukti tanda pedagangnya," tegasnya.
Menurutnya, jumlah data pedagang yang terdaftar di database berjumlah 1200 pedagang, ditambah pedagang yang menempati awning yang dibangun tahun 2018 berjumlah 800 pedagang.
"Untuk jumlah data lokal di database kami itu sekitar 1200. Kemudian, ada awning yang merupakan salah satu bentuk pembangunan baru waktu itu tahun 2018 sekitar 800 jadi total sekitar 2000 lokal." ungkapnya.
Laporan : Agungfr/Dp
Social Header