Breaking News

Bogor - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bogor Raya kunjungi Kantor Operasional Star Energy Geothermal Salak (SEGS) di Kabandungan Sukabumi, Kamis (30/01/2025). Kedatangan mereka membawa aspirasi serta sejumlah isu yang berkembang di masyarakat khususnya masyarakat Pamijahan Bogor.

 

Bogor - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Bogor Raya kunjungi Kantor Operasional Star Energy Geothermal Salak (SEGS) di Kabandungan Sukabumi, Kamis (30/01/2025). Kedatangan mereka membawa aspirasi serta sejumlah isu yang berkembang di masyarakat khususnya masyarakat Pamijahan Bogor. 


Diterima oleh Tim Humas SEGS, sejumlah mahasiswa yang tergabung di LMND ini mendapat pemaparan lengkap dari awal operasional SEGS di kawasan Gunung Salak, operasional aktivitas drilling yang ketat pengawasan dan sangat safety sampai pembagian Bonus Produksi serta Tanggungjawab Sosial Lingkungan (TJSL) terhadap wilayah yang masuk dalam zona AMDAL SEGS. 


Dalam pemaparan lengkapnya, Humas SEGS Asrul Maulana menjelaskan bagaimana proses uap panas bumi diolah sedemikian rupa sehingga menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat Jawa dan Bali. 


Dijelaskan, Star Energy Geothermal adalah produsen energi panas bumi terbesar di Indonesia dan memimpin dalam bidang energi terbarukan. Saat ini, Star Energy Geothermal mengelola dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia dan lapangan uap dengan kapasitas bruto sebesar 886 MW.

Star Energy Geothermal berkomitmen untuk memajukan Indonesia dan dunia menuju bentuk energi yang lebih ramah lingkungan.

Star Energy Geothermal Salak selalu jadi contoh untuk pengelolaan panas bumi. Banyak perusahaan yang sudah datang study banding antara lain Sorik Merapi geothermal, Medan, Maluku Utara, dan Flores. 

Selepas acara kepada awak media, Asrul Maulana mengapresiasi kedatangan para mahasiswa ke lapangan Geothermal Salak. Sehingga mereka bisa melihat langsung kondisi lapangan sebagai pembanding dengan banyaknya isu sekitar kegiatan drilling yang dikaitkan menjadi salah satu penyebab bencana gempa dan kerusakan sumber daya alam. 

"Jadi tadi kita sudah menjelaskan bagaimana itu drilling, kemudian lihat juga lingkungan sekitar kita, kemudian juga banyak mereka belum mendapatkan informasi karena memang mereka adanya di Ring 2 jadi ya kunjungan ini merupakan kunjungan dadakan dan tidak menjadi masalah yang penting informasi itu bisa sampai ke mereka dan ini informasinya langsung dari kita," ucap Humas SEGS Asrul Maulana. 

Asrul menjelaskan, kegiatan drilling sumur uap panas bumi baru diawasi dari berbagai pihak kementerian yang sangat ketat." Jadi kita itu diawasi dari berbagai pihak, dari kementerian lingkungan, kehutanan, ESDM, EBTKE, Jadi semua mengawasi kita, ada aturannya yang sangat ketat sekali, tidak semau kita," tegasnya. 

Selalu menjadi isu dikaitkan menjadi penyebab gempa. Dirinya menjelaskan bahwa kegiatan drilling belum dimulai dan kejadian gempa merupakan sebuah penomena alam. 

"Jadi sebenarnya gempa itu bisa terjadi kapan saja, karena memang disini di Jawa Barat khususnya Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor itu ada patahan yang namanya patahan Cesar Citarik. Dimulai dari Sukabumi ke Bogor sampai ke Bekasi jadi itu yang menjadi penyebab gempa.

Sebenarnya, jadi ada perusahaan atau tidak ada perusahaan gempa pasti terjadi, hanya dengan masalah waktu aja, itu fenomena alam, bukan karena akibat siapa berbuat apa," jelasnya. 

Sementara itu, setelah melihat dan mendapatkan pemaparan lengkap langsung dari SEGS, Ketua LMND Bogor Raya M. Yoga Istihori menyimpulkan isu yang berkembang di masyarakat terkait kerusakan alam, hilangnya sumber mata air dan sebagai penyebab gempa terbantahkan. 

"Setelah mendapat pemaparan langsung. Kita jadi tahu bagaimana manajemen produksinya. Jadi, kesimpulannya dari saya sendiri terkait isu dimasyarakat itu bukan sepenuhnya dari SEGS. Ternyata kejadian-kejadian gempa itu akibat aktivitas lempengan cesar Citarik bukan akibat pengeboran sumur uap baru," tegasnya. 

Laporan :

© Copyright 2022 - TINTA.CO.ID